TMMD Kodim 0620 Wujudkan Senyum Bahagia di Wajah Anak-anak

    TMMD Kodim 0620 Wujudkan Senyum Bahagia di Wajah Anak-anak

    KAB. CIREBON - Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi maupun makanan, sehingga mengganggu tumbuh kembang anak.

    Hal ini menjadi salah satu fokus program prioritas penanganan yang sedang digencarkan oleh Kodim 0620/Kabupaten Cirebon di Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-114, yang saat ini digelar di Desa Jatiseeng Kidul, Kecamatan Ciledug.

    Salah satu penyebab stunting adalah kondisi bibir sumbing pada anak yang membuat asupan makanan menjadi terkendala. Tidak hanya itu, jika telat penanganan, maka ada keadaan dimana anak akan mengalami gangguan berbicara.

    Kondisi inilah yang kemudian membuat Korem 063 dan Kodim 0620 bergerak untuk melakukan penanganan pada anak-anak yang mengalami kondisi bibir sumbing. Melalui Bhabinsa yang ada disetiap desa, TNI melakukan pendataan dan upaya pertolongan medis pada anak-anak dengan kondisi bibir sumbing.

    Danrem 063/Sunan Gunung Jati, Kolonel Inf Dany Rakca Andalasawan SAP dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa operasi bibir sumbing tersebut tidak dipungut biaya sepeser pun. Ini merupakan program yang digagas TNI sebagai bhakti kepada rakyat.

    "Ini gratis tidak dipungut biaya sepeserpun, kita data dulu dari desa-desa dengan melibatkan Bhabinsa, kita cari sampai akhirnya didapati ada 9 anak yang kemudian akan ikut program operasi gratis ini, " ujarnya.

    Diterangkan Danrem, selain kegiatan fisik atau infrastruktur, operasi bibir sumbing menjadi salah satu bagian dalam rangkaian kegiatan TMMD ke-114. Untuk sasaran kegiatan yang saat ini dilaksanakan, untuk usia paling kecil 9 bulan dan usia paling tua 36 tahun.

    "Data yang masuk ke kita ada sekitar 60 anak lagi yang harus ditangani. Sementara yang bisa kita tangani baru sembilan anak, karena harus melalui proses skrining kesehatan, " lanjutnya.

    Iapun menyampaikan, jika ada masyarakat atau keluarga yang mengetahui kasus bibir sumbing bisa berkoordinasi dengan Bhabinsa, agar segera bisa difasilitasi dan ditangani oleh TNI AD.

    "Kita melibatkan banyak pihak dari mulai Pemda untuk membantu pendataan, RSPAD, bagian kesehatan AD dan RS Ciremai. Ini nantinya menjadi agenda berkelanjutan yang terus dilaksanakan, '' imbuhnya.

    "Kehadiran Satgas TMMD, melaksanakan giat operasi bibir sumbing sebagai implementasi dari perintah Kasad, bahwa kehadirannya di wilayah harus dapat memberikan kontribusi mengatasi kesulitan rakyat. Termasuk anak-anak bibir sumbing yang perlu bantuan, karena biaya penanganannya cukup mahal sekitar 15 sampai 20 juta, " pungkas Danrem 063/SGJ.

    Sementara itu, Deasy LarasatiCountry Manager Smile Train Indonesia mengatakan, kasus bibir sumbing bisa terjadi karena multi faktor. Dimana salah satunya adalah kurangnya asupan saat ibu hamil, sehingga kondisi anak saat lahir menjadi kurang lengkap.

    "Faktor penyebabnya banyak, tapi salah satunya karena kurang asupan saat ibu hamil, " bebernya.

    Menurut dia, Indonesia menjadi negara ketiga di dunia untuk kasus bibir sumbing. "Setiap 700 kelahiran baru, ada 1 kasus bibir sumbing. Jawa Barat inikan penduduknya banyak, hampir sekitar 50 juta jiwa, otomatis angka kelahiran juga tinggi dan kasus bibir sumbing juga menjadi banyak, " katanya.

    Smile Train kata Deasy sudah berkecimpung dalam kegiatan serupa sejak lama, NGO yang berbasis di Newyork tersebut tersebar di 80 Negara. Dan sudah melakukan lebih dari 100 ribu operasi di Indonesia sejak 2002.

    "Program dengan TNI kita mulai sejak 2012 yang kemarin sempat terkendala pandemi dan sekarang baru kick off lagi. Target kita bisa terus berkontribusi untuk mewujudkan senyum bahagia sesuai dengan gerakan smile train, " ungkapnya. (Bekti)

    korem 063/sgj jawa barat kabupaten cirebon
    Agus Subekti

    Agus Subekti

    Artikel Sebelumnya

    Sertijab Dandim Kuningan, Letkol David dan...

    Artikel Berikutnya

    Bakti Sosial Bibir Sumbing Dalam TMMD 114...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Bantu Pencegahan Penyakit Kaki Gajah, Babinsa Kuala Kencana Dampingi Petugas Kesehatan Pada Saat Survey dan Pengambilan Sampel Darah
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Panglima TNI Hadiri Rakor Tingkat Menteri  Dipimpin Menko PMK

    Ikuti Kami